TANDA TITIK (.)
|
Tanda Koma (,)
1.
|
Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
|
Misalnya:
·
Dalam
tas terdapat buku, bolpoin, dan pensil
·
Komputer
terdiri atas CPU, Monitor, dan Keyboard
·
Hitungan
Mundur lima, empat, tiga …
|
|
2.
|
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi ataumelainkan.
|
Misalnya:
·
Dia
telah berjanji, namun dilanggar.
·
Deri
adalah anak rajin, berbeda dengan Andre
·
Saya
akan datang cepat, bila tidak macet
|
|
3a.
|
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
|
Misalnya:
·
Kalau
repot, dia tidak mungkin datang.
·
Karena
malas, dia dihukum gurunya.
·
Saat
bekerja, dia selalu tertidur
|
|
3b.
|
Tanda
koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mengiringi induk kalimatnya.
|
Misalnya:
·
Dia
tidak mungkin datang kalau repot.
·
Dia
dihukum gurunya karena malas.
·
Dia
selalu tertidur saat bekerja
|
|
4.
|
Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
|
Misalnya:
·
… Oleh karena
itu, kita harus segera bertindak.
·
… Jadi, sebaiknya jangan tergesa-gesa.
·
… Akan tetapi, dia malah memberontak
|
|
5.
|
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
|
Misalnya:
·
Aduh, Sakid.
·
Wah, keren
sekali!
·
Hati-hati, ya, pakai sabuk pengaman.
|
|
6.
|
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
|
Misalnya:
·
Adik
berkata, “Saya mau berangkat.”
·
“Saya
turut berduka,” kata Ibu, “atas kepergian ayahmu.”
·
Reno
berkata, “Saya sudah pulang“
|
|
7.
|
Tanda
koma dipakai di antara(i) nama dan alamat,
(ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. |
Misalnya:
·
Surat-surat
ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
·
Sdr.
Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
·
Surabaya,
10 mei 1960
·
Kuala
Lumpur, Malaysia
|
|
8.
|
Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
|
Misalnya:Atkinson,
Rowan. 1991. Neraka Jahannam.
London: Balai Poestaka.
Setiawan,
Bayu. 2010. Devil and Demon.
Surabaya: Gramedia
Gagap,
Aziz.1999. Tertawalah Sebelum Dilarang. Jakarta: booklet.
|
|
9.
|
Tanda
koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
|
Misalnya:Ahmad
Sujono, Belajar Bahasa Indonesia (Yogyakarta: UP Indonesia, 1988), hlm. 7.
Titik
Muslikha, membaca Intensif (Mojokerto:
Penerbit,2007), hlm 89.
Sumain, Aku Pasti
Bisa (Bandung: Gramedia,1932)
hlm132.
|
|
10.
|
Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
|
Misalnya:Winarko,
S.E.
Diah Setyorini, M.A.
Bayu setiawan, S.Sn.
|
|
11.
|
Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
|
Misalnya:34,5
m
Rp 35,00
|
|
12.
|
Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
|
Misalnya
·
Teman
saya, Dewi Kartika, aneh sekali.
·
Di
daerah saya, misalnya, para wanita masih menggunakan kebaya
·
Semua
siswa, tidak terkecuali, wajib mengikuti upacara bendera.
|
|
Bandingkan
dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:Semua
siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
|
|
13.
|
Tanda
koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baca—di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
|
Misalnya:Dlam
belajar berbahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas sambutan Rena, Adri merasa tersanjung.
|
|
14.
|
Tanda
koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam
kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
|
Misalnya:”Di
mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
|
Tanda Titik Koma (;)
1.
|
Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
|
Misalnya:Malam
makin gelap; pekerjaan tak kunjung selesai.
Hari makin terik; keringat terus bercucuran
Pagi yang dingin; aku masih tertidur
|
|
2.
|
Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
|
Misalnya:Ayah
sedang bekerja; Ibu sibuk memasak; Adik tertidur di sofa; saya sendiri asyik
menonton TV.
|
Tanda Titik Dua (:)
1a.
|
Tanda
titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
|
|||||||||
Misalnya:
·
Kita
sekarang memerlukan alat tulis: buku, pensil, dan penghapus.
·
Hanya
ada dua jalan: maju atau mundur.
·
Mereka
memindahkan perabot romah: Meja, almari, dan kursi
|
||||||||||
1b.
|
Tanda
titik dua tidak dipakai
jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
|
|||||||||
Misalnya:
·
Kita
memerlukan buku, pensil, dan penghapus..
·
Mereka
memindahkan Meja, almari, dan kursi
|
||||||||||
2.
|
Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
|
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
3.
|
Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
|
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
|
||||||||||
4.
|
Tanda
titik dua dipakai:(i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. |
|||||||||
Misalnya:Tempo,
I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan
Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro,
Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan Kita?, Djakarta: Eresco, 1968.
|
Tanda Hubung (–)
1.
|
Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
|
Misalnya:Selain
cara tersebut ju-
ga ada cara yang baru.
|
|
2.
|
Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
|
Misalnya:Kini
ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.
|
|
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf
saja pada pangkal baris.
|
|
3.
|
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
|
Misalnya:anak-anak,
berulang-ulang, kemerah-merahan.
|
|
Angka
2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan
tidak dipakai pada teks karangan.
|
|
4.
|
Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
|
Misalnya:p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
|
|
5.
|
Tanda
hubung bolehdipakai
untuk memperjelas(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii)
penghilangan bagian kelompok kata.
|
Misalnya:
·
ber-evolusi
·
dua
puluh lima-ribuan (20 x 5000)
·
tanggung
jawab-dan kesetiakawanan-sosial
|
|
Bandingkan
dengan:
·
be-revolusi
·
dua-puluh-lima-ribuan
(1 x 25000)
·
tanggung
jawab dan kesetiakawanan sosial
|
|
6.
|
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital,
(ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap |
Misalnyase-Indonesia,
se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara
|
|
7.
|
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
|
Misalnya:di-smash, pen-tackle-an
|
Tanda Elipsis (…)
1.
|
Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
|
Misalnya:
·
Baiklah…kita
harus bergerak cepat.
|
|
2.
|
Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
|
Misalnya:
·
Sebab
kebakaran … akan diteliti lebih lanjut.
|
Tanda Tanya (?)
1.
|
Tanda
tanya dipakai pada akhir tanya.
|
Misalnya:
·
Kapan
pulang?
·
Sudah
makan?
·
Kamu ada
dimana?
|
|
2.
|
Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
|
Misalnya:
·
Ia
bekerja sejak kemarin(?).
·
Uangnya
bersama dengan dompetnya (?) hilang.
|
Tanda Seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
|
Misalnya:
·
Sungguh
menakutkan!
·
Cepat
kesini!
·
Sungguh
tega!
·
Merdeka!
|
Tanda Kurung ((…))
1.
|
Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
|
Misalnya:
·
PBB
(Perserikatan Bangsa Bangsa)
·
DKV
(DesainKomunikasi Visual)
·
3D (3
Dimensi)
|
|
2.
|
Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
|
Misalnya:
·
Trawas
(Tempat wisata di Mojokerto) memiliki hawa yang sejuk
·
Monyet
bekatan (lihat gambar 5) memiliki hidung besar
·
Dapat
dilihat (lihat grafik 4.9) bahwa…
|
|
3.
|
Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
|
Misalnya:
·
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
·
Dia
tinggal di (kota) Surabaya.
·
Dia
merasakan (rasa) pahit di lidah
|
|
4.
|
Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
|
Misalnya:
·
Faktor
produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
|
L. Tanda Petik (“…”)
1.
|
Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
|
Misalnya:Reno
berkata, “Saya sudah pulang“
Ibu
bertanya, “Kapan pulang?“
“Kemarin kamu kemana saja?,” kataku.
|
|
2.
|
Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
|
Misalnya:
·
Bacalah
“Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
·
Karangan
Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA”
diterbitkan dalam Tempo.
·
Sajak
“Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
|
|
3.
|
Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
|
Misalnya:
·
Pekerjaan
itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
·
Ia
bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
|
|
4.
|
Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
|
Misalnya:
·
Kata
Tono, “Saya juga minta satu.”
|
|
5.
|
Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
|
Misalnya:
·
Karena
warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
·
Bang
Komar sering disebut “pahlawan”; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar