Senin, 09 Januari 2012

memaknai tahun baru


Darrrr, tarrrr,tarrrrr. “Uhhhh berisik”. Mia remaja 17 tahun itu mencoba menutupi telinganya dengan bantal dan berusaha untuk memejamkan mata. Namun suara petasan kembang api dan terompet terdengar semakin membahana. Mia melirik arloji ditangannya, jam menunjukkan pukul 23: 55. “hmmm, pantas saja”. Sungutnya dalam hati. Sebentar lagi  detik-detik pergantian tahun akan dimulai. Teman-teman SMA nya tentu sedang berkumpul untuk melewati moment tahun baru kali ini, dan seperti tahun-tahun sebelumnya Mia selalu menolak secara halus ajakan teman-temanya. Mia menghela nafas membayangkan teman-temannya yang berpesta pora. Sambil memejamkan mata, Mia lirih berdoa’ semoga tahun depan dia bisa mengajak teman-temannya untuk menghabiskan malam pergantian tahun dengan kegiatan yang bermanfaat.
Perayaan tahun  baru telah usai, menyisakan pesta kembang api yang megah. Tak terhitung entah berapa rupiah yang telah keluar di malam pergantian tahun itu. Rasanya setiap orang di pelosok negeri ini rela mengeluarkan rupiahnya demi membuat pesta yang meriah untuk satu malam yang dianggap bersejarah itu.


Sex party di malam pergantian tahun juga sudah menjadi hal yang biasa saat ini. Pesta kembang api dan perayaan pergantian tahun dimanfaatkan sebagai suasana indah untuk merajut tali kasih yang tidak halal dalam hubungan percintaan para remaja. Maka didalamnya tak hanya ada cinta semata, tapi  seringkali juga dibumbui dengan pesta minuman keras dan penggunaan obat-obatan terlarang.
Memaknai pergantian tahun  tidak semestinya dengan menggelar pesta terompet dan kembang api. Memaknai tahun baru hendaknya juga memberikan semangat baru bagi kita dalam menciptakan karya dan prestasi baru dalam kehidupan.
Sebagai umat islam, kita memiliki keyakinan bahwa waktu yang kita habiskan dalam kehidupan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt. Maka sangat merugilah kita jika kita termasuk orang yang menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia dan tidak membawa manfaat.
Dengan keyakinan ini hendaklah kita menyadari bahwa  waktu bukanlah sekedar melewati bulan demi bulan dan pergantian hari semata. Namun lebih dari itu, ada harapan dengan waktu yang dilewati akan memberikan perubahan yang positiv untuk diri kita.
Maknai pergantian tahun itu sebagai momentum perubahan secara individual. Mungkin jika tahun sebelumnya masih ada kekurangan diharapkan tahun ini akan menuju ke arah yang lebih baik.  
Hakikatnya, Islam juga mengajarkan, bahwa hari-hari yang dilalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Seorang muslim yang baik tentu akan mengisi waktunya dengan mengukir prestasi-prestasi yang baru, semasa hidupnya
Oleh karenanya tahun baru seharusnya juga  menjadi momen untuk melakukan intropeksi diri. Prestasi apa saja yang telah dicapai dalam setahun terakhir, kesalahan apa saja yang telah diperbuat serta mengkaji potensi-potensi diri apa saja yang belum termanfaatkan secara maksimal. Rencanakan semuanya dengan matang dengan strategi-strategi yang jitu , dan tentunya juga diiringi dengan  penyeimbangan antara fisik, jasmani dan ruhani .
Dengan pemahaman tersebut, hendaknya pergantian tahun 2012 ini kita jadikan sebagai momentum perubahan dalam segala bidang ke arah yang lebih baik. (Chandri F.S, dari berbagai sumber)