Minggu, 31 Agustus 2014

Kepada dia

Kepada dia yang aku tak tahu siapa. Mungkin kita sesama orang asing tak mengenal satu sama lain. Kita pernah berdiri di bumi yang sama. Tapi kita tetap pada jejak masing- masing. Atau mungkin kita begitu dekat, tapi tak menyapa satu sama lain. Sebab kita tak ingin naluri hati mendahului takdir.

Kepada dia yang aku tak tahu dimana. Kita seperti rintik hujan, yang mengikuti kehendak awan. Menurunkan dimana yang dia suka, tanpa bisa meminta. Ikuti saja permainannya, karena awan tak pernah salah melahirkan hujan. Sebab awan akan menghantarkan hujan ditempat yang sempurna, hingga kita bertemu pada muara yang sama.

Kepada dia yang aku tak tahu bila waktunya. Waktu itu seperti jalannya kereta, berjalan dalam jalur yang ada dengan jadwal yang tertata. Begitulah waktu mengatur pertemuan kita. Karena waktu, hanya menjalankan apa yang telah tertulis di atas sana. Dan…, aku kira kita hanya perlu menunggu di stasiunnya. Jadi teruslah melangkah. Hingga saatnya nanti, kita berada dalam kereta dan gerbong yang sama dengan tujuan yang serupa.

Note: Sebenarnya ini puisi yang bertemakan 5W 1H tentang si dia yang belum selesai... :)