Senin, 23 Desember 2013

Kebaikan-kebaikan Emak

Hari ini 22 Desember, semua orang membicarakan tentang ibunya, buat status tentang ibu, upload poto ibu. So, Aku juga mau bercerita sedikit tentang ibu, tepatnya tentang kebaikan-kebaikan ibuku yang biasa kupanggil dengan sebutan emak…

Emakku seorang ibu rumah tangga biasa, tapi sangat luar biasa dimataku,,, banyak nasehat yang engkau  berikan untukku mak… insyAllah akan kuingat, kujalankan dan akan tahu itu semua bermanfaat sekali untukku…

Inilah sedikit nasehat yang kau selipkan dalam tiap kebersamaan kita…

kalau lagi mencuci mukena, emak selalu membilasnya dengan air yang mengalir, kata emak biar najisnya ikut mengalir bersama air,, walaupun aku bilang itu ribet, dan dibilas secukupnya saja sudah bersih.  Ketika sudah besar, baru aku tahu itu sebagai ungkapan kehati-hatianmu terhadap najis.

oya, dulu waktu tv belum menjamur seperti sekarang ini, rumah kita hampir tiap malam kedatangan tetangga-tetangga yang senang menghabiskan malamnya dengan mengobrol…dan emak selalu menyediakan hidangan untuk mereka, minimal segelas kopi atau teh, dan kami anakmu seringkali protes,,, karena gula kita jadi lebih cepat habis dari biasanya… dan jawaban emak adalah… mereka itu juga tamu, tak apa kalau gulanya habis, kita bisa beli lagi,, sembari tersenyum… ketika sudah nyantri aku baru tahu kalau memuliakan tamu itu salah satu ciri sempurnanya iman dan balasannya surga, begitu pula dengan memuliakan tetangga.

Dulu, Aku seringkali mengeluh…mengeluh dengan keadaan rumah kita yang biasa-biasa saja, yang isinya ala kadarnya, capek dengan rutinitas sekolah, dan tidak suka dengan nasi putih yang hanya bertemankan garam…maka emak akan cerita, kalau nasib kami sebenarnya lebih baik dari nasib emak dulu yang jarang sekali ketemu nasi, keseringanya makan ubi gadung, yang kalau salah mengolahnya maka akan keracunan, atau menyantap keladi atau nasi yang dicampur jagung. Sejatinya emak ingin mengajarkan rasa syukur atas apa saja yang telah Allah anugerahkan.

Kalau pulang, Aku suka menghitung pekerjaan rumah yang telah kulakukan kemudian kubandingkan dengan adikku,niatnya biar adik rajin bantu pekerjaan rumah, eh mamak bilang tidak baik menyebut-nyebut pekerjaan yang telah kita lakukan. Aku tahu, sesungguhnya emak sedang mengajarkan arti keikhlasan.
Jika malasku kumat, aku suka minta tolong adik atau para ponakanku megambilkan sesuatu, lalu emak akan bilang selagi kita bisa bergerak, maka jangan minta tolong orang lain. Disini emak mengajarkanku akan kemandirian.

Mak.. walaupun emak hanya sekolah sampai kelas 3 SR saja, bagiku ilmumu sama dengan rasa kasih dan sayangmu, sedalam lautan samudra, karena engkau belajar dengan sesungguhnya langsung dari pengalaman.

Emak, ingin aku jadi ustazah karena itulah emak memintaku masuk ke pesantren, walaupun aku tak ada niatan sama sekali untuk menjadi santriwati, tapi demi melihat rasa kecewamu terhadap abang yang tak sampai 3 tahun di pesantren, aku tak sampai hati menolaknya, karena aku tahu birrullah birrulwalidain.

Emak, kalau aku menelponmu, diakhir pembicaraan aku selalu meminta doa, walaupun kutahu tanpa diminta emak pastikan mendoakanku, tapi aku ingin memperlihatkan bahwa sesungguhnya aku sangat butuh sekali dengan dirimu, dengan doa tulusmu, karena engkau jualah salah satu pintu surgaku…

Emak, aku tahu emak ingin sekali ke tanah suci Mu ya Allah. Aku tidak bisa berjanji mak,tapi aku akan berusaha mewujudkannya semampuku. Ya Allah izinkanlah aku membawa Emak dan Ayah berkunjung ke baitullahMu…

Yang paling kutakutkan dan sangat tidak kuharapkan ketika berada jauh darimu adalah mendapatkan kabar kalau mamak sedang sakit. Membayangkannya saja aku sudah tak sanggup apalagi harus mengalaminya. Jadi, berjanjilah emak akan sehat-sehat saja. I miss u emak…J


Sabtu, 07 Desember 2013

Pada sebuah Hitungan

Menghitung hari...
Gugurkan satu, dua pinta ini
Lihatlah ia, laksana daun kemuning di penghujung musim
Layu, rapuh dan luruh
menyapa bumi

Menghitung masa...
Lupakan satu, dua dosa ini
Hilangkah ia, seperti batu yang terkikis terpaan hujan
Meninggalkan tanda
Pedih ,sesal dan khusyuk
menjaga hati

Menghitung abad...
Lewatkan satu dua usia ini
Berartikah ia, bagai kata yang terlepas dari lisan
Manis, pahit dan pedih
selamanya ia tak kan kembali

Jogjakarta Jumat 4 Okt 2013