Sabtu, 04 Oktober 2014

Aku Yang Jarang Pulang

Aku yang jarang pulang ialah anak Emak dan Ayah yang keseringannya tidak pernah lama menetap di rumah. Dari sejak sekolah dasar  hingga saat ini aku tak pernah benar-benar ada dalam waktu yang panjang untuk berdiam di rumah. 

Masa SD adalah fase awal aku harus berpisah dari rumah. Meski tidak berpisah seutuhnya dari Emak dan Ayah, tetap saja akhir pekan itu terlalu sedikit bagiku untuk menghabiskan waktu di rumah. Pulang seminggu sekali hanya untuk menginap semalam saja di samping Emak dan tatapan mata Ayah . Ayah..., dulu aku sering berpikir kenapa rumah kita terlalu jauh dari yang namanya sekolah. Kenapa Ayah membangun rumah di tempat yang tidak banyak orang ingin membangun rumah? Sehingga aku tak perlu susah menumpang tinggal pada rumah yang lain. Lewat pekerjaan Ayah, akhirnya aku mengerti bahwa ini adalah tempatnya mencari nafkah. Aku belajar memahami, aku berusaha menerima dan berusaha membuang rasa iri pada teman-teman sekolah. Mereka yang setiap paginya dibantu ibunya menyiapkan pakaian sekolah, yang sarapannya selalu ditemani, yang bisa mencium tangan Ibu dan Ayahnya tiap pergi sekolah, dan memakan masakan ibunya ketika pulang ke rumah. 

9 tahun terlewati, aku harus lanjut sekolah lagi. Jadilah santriwati pinta Emak waktu itu . Meski separuh tak yakin aku tak ingin mengingkari. Sudahlah jarang berbakti, mana mungkin aku menolak keinginan hatimu Mak. Tapi, itu membuat aku semakin jauh dari rumah, semakin jauh dari Emak dan Ayah. Tiga tahun di asrama, Emak dan Ayah hanya sekali melihatku. Tapi aku tidak marah, toh aku tetap bisa pulang ketika liburan tiba. Meski sebenarnya aku merasa iri dengan mereka yang setidaknya satu dua bulan sekali dijenguk oleh orangtuanya. Bercerita tentang kehidupan asrama yang terkadang senang dan susah, menghabiskan hari minggu dengan belanja bersama, dan apapun itu yang mereka lakukan, sukses mengingatkanku pada Emak dan Ayah. Tapi, setidaknya aku punya banyak teman di asrama. Kami yang sama-sama datang dari desa, yang jauh dari Ayah dan Bunda, yang masih bisa tersenyum walau kiriman belum tiba. 

Tiga tahun begitu cepat, aku lulus dari kehidupan asrama. Meski aku sendiri merasa tak puas dengan sedikitnya ilmu yang didapat, dan aku yakin Emak juga kecewa karena aku belum pantas untuk dipanggil ustazah. Sebutan yang acapkali digunakan untuk mereka yang keluar dari sekolah pondok dan dianggap paham seutuhnya tentang agama. Maafkanlah aku Mak, karena memang hanya sedikit ilmu yang diajarkan dari ustaz dan ustazah. Bukankah dulu aku sudah pernah meminta untuk pindah ke tanah Jawa, ketika aku merasa tak puas  di sana. Tapi, Emak bilang terlalu jauh, terlalu susah untuk ditempuh. Aku tidak menyalahkan Emak dan Ayah, aku tangkap seberapa ilmu yang ada, meski aku tak merasa puas.

Aku masuk dunia kuliah. Dunia yang darinya aku mengenal sesuatu yang istimewa. Sesuatu yang membuat perubahan besar dalam diri dan hidupku. Sesuatu yang membuat aku makin patuh pada Emak dan Ayah. Sesuatu itu bernama ukhuwah islamiyah. Meski karena itu aku semakin jarang pulang ke rumah. Maafkanlah, libur kuliah aku masih sibuk bersama teman-teman seakidah. Karena aku tahu Emak dan Ayah tak akan marah. Sekali waktu aku menginap di rumah mereka, Terkadang aku sedikit  iri dengan mereka yang punya kamar sendiri di rumahnya. Karena aku memang tak punya kamar tetap di rumah. Tapi tak mengapa, sebab aku tak pernah benar-benar menetap di rumah, sebab aku bisa tidur dimana saja selama itu masih di rumah.

Dan hari ini aku semakin jauh dari rumah, dan tentu saja semakin jarang pulang ke rumah. Rumah, adalah tempat aku melepas lelah. Tempat mengenang masa indah bersama Emak dan Ayah dan tempat berbagi kisah atas anugerah dari Allah .

Aku yang jarang pulang ke rumah. Ialah aku yang berusaha menyenangkan hati Emak dan Ayah. Aku paham, berdekatan itu tak selamanya menimbulkan kasih sayang. Dan berjauhan itu tak selamanya menjadi penghalang. Justru jarak yang ada dan waktu yang tercipta  bisa menjadi bumbu atas rasa bernama rindu bukan?

Love u Emak dan Ayah, dari anakmu yang jarang pulang :)

Yogyakarta 4 Okt 14
Happy Ied Adha 1435 H 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar