Senin, 08 Oktober 2012

Episode 1 POSKO 16

Assalamualaikum di,  alhamdulillah pagi ini aku bangun dengan badan yang cukup segar.  Meski tidurnya harus seperti ikan asin, alias berdempetan, kaki ketemu kaki. Memang kamar posko kami yang cuma satu ini hanya berukuran 2x3 saja. Jadi, bisa dibayangkan dong seperti apa bentuknya jika diisi dengan 8 mahasiswi.
Tak terasa sudah seminggu kami disini. Di posko 16 daerah Kelurahan Bajubang.
“ Kito dapat posko di Bajubang, kito dikasi tempat rumah dewek” kata Bang Budi, wakil ketua posko kami, saat kumpul posko di depan BAPEL.
“Rumahnyo  enaklah, ado kamarnyo sekok untuk yang cewek-cewek gek”
“Rumah orang bekeluarga yo Bang?” Timpal Yoan yang jurusan Fisika
“Yang punyo rumah tu janda, Cuma mbak tu di minta tinggal di rumah bapaknyo dulu semantaro kito disano”. Ado tvnyo, banyak tanaman lagi. Ado sawo, kelapo asyiklah pokoknyo “ Tambah si Jimmy meyakinkan.
“Wcnyo ado dak?” Ririn antusiais bertanya untuk meyakinkan
“Adolah, masak rumah dak tek wc”. Pak ketua menjawab.
Aku yang bertindak sebagai sekretaris manggut-manggut aja, sibuk memikirkan pembagian jadwal piket. Kira-kira siapa yang rajin diantara mereka, jadi teman piketku, hehe duasar.

Akhirnya tibalah saat keberangkatan itu. Bus yang kami tumpangi melewati Bulian, dan mampir terlebih dahulu di desa sebelumnya untuk menurunkan mahasswa posko lain. Kira-kira hamper dua jam, bus pun berhenti. Aku melihat ke sebelah kanan. Deretan pohon sawit terhampar. Menoleh ke sebelah kiri, hanya ada dua rumah. Yang satu lumayan besar, dan satunya lagi, asli sangat kecil. Otakku langsung berpikir. Rumah yang mempunyai satu kamar pastilah rumah yang sangat kecil itu.
Oh My God, Masya Allah.
Yoan melongo. Aku segera menarik Vika beranjak dari bus. Tak sabar ingin memastikan. Tak salah lagi, Pak ketua sudah menunggu kami di sana. Seratus persen benar. Rumah yang sangat kecil itulah yang akan menjadi posko kami. POSKO 16.
Petualangan pun dimulai. Lets, begin……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar